Tuesday, March 10, 2009

Tika Sinar Akan Pergi...



Dustakah indah semalam?
bila semuanya mengalir sinar,
mengukir senyum di dalam hati,
dan pelangi harapan mewarna di langit,
tiba-tiba gelap,
walau sudah habis malam,
tanpa cerah pagi,
yang menjemput hari...

Kenapa sakit kata yang menikam,
tiba-tiba hadir,
kenapa harus mengundur,
awan putih,
yang kini menghitam sendiri,
kenapa sinar pergi,
bila mekar bunga baru saja bermula...



Dan tika sinar akan pergi,
diri bagai keringnya daun,
yang gugur,
hanya mengharap bayu rindu yang membisik,
dan tanpa bayu itu,
jatuh,
tanpa bisa membuat apa,
diam,
hanya menanti hancur,
menunggu saat musnah,
melewati waktu yang sepi...

Tika pandangan mata semakin pudar,
hati mulai takut,
kerna bila sinar akan pergi,
takkan ada lagi cinta,
dan tercipta dinding yang mengurung kasih,
gelap,
gugur bintang-bintang tawa di langit,
memukul lukanya hati...


Takut,
takutnya hati menunggu,
saat hijau rumput menghitam,
saat jernih air berhenti mengalir,
waktu datang mendungnya awan,
waktu berhenti dinginnya bayu rindu,
tika tak dapat pertahankan cinta,
bila hilang semuanya,
padam...

Tenggelam,
menjauh semua harapan,
bila hati terpaksa melepaskan indah,
indah yang baru menyinar,
memekar bunga merah,
inikah jawapannya,
bagi semua perjalanan,
dan mungkinkah ada jalan lain,
yang bisa hati lalui,
tanpa pergi sinar,
tanpa menghilang semua indah...

Sakit,
tika dingin bayu kini menghiris luka,
dan indah cinta bertukar duka,
mampukah hati bertahan,
mengarusi semua kehilangan...



Sanggupkah pergi indah,
dari hati yang mengharap kasih,
dan kemana langkah untuk dituju,
bila tiada cinta,
dan tika sinar telah pergi,
lihatlah hancur hati,
dan menghilanglah ukir senyuman,
jadi jangan pergi,
jangan pergi,
dari hati,
kekallah bersama,
agar tercipta kembali indah...

No comments: