Monday, March 30, 2009

Tika hujan...


Sunyi,
tika hujan sedang menghentikan semua,
suara-suara mulai hilang,
diam,
melukis sepi di dalam lorong perjalanan,
kedengaran lagu-lagu sepi,
rintik air yang setia menemani,
bersama dingin bayu yang sentiasa di sisi...


Inginkah cinta layu di jendela,
yang menanti matahari datang menyinar,
lalu terus pudar,
diatas janji yang kian terurai,
menghanyut warna lukisan hidup,
jatuh,
ditiup angin,
yang dulu membelai indah,
dan kini membawa resah,
hancur,
dimamah waktu...


Hentikanlah hati,
hentikan hujan ini,
biar datang mentari,
meniti indah pelangi,
kan bisa tenang lautan hati,
melayar kasih,
mencipta warna,
menebar rindu,
agar kukuh jambatan cinta...


Wahai mentari yang menyinari pagi,
layarkanlah kembali kapal cinta,
agar bisa berkicau kembali,
burung riang yang menghias awan,
ingin sekali hati bertemu pagi,
yang kini selalu saja bersama mendung...




Bertahanlah cinta,
agar kekal bersama pagi,
agar bisa menelan derita,
dan menghilang semua luka,
bersamalah kembali menyusur jalan yang panjang,
terus ke depan,
tidak lagi menoleh,
belakang,
saat waktu yang hitam...


Sudikah kembali,
cerah pagi,
menemani hati yang kini selalu terluka,
menghidupkan kembali layunya bunga,
menghilangkan sepi di jalan cinta,
kerna hati tak bisa lagi sendiri,
meredah lorong berduri,
berjalan sendiri mengharung tewas,
hilang,
ku mahu hilang semua rasa,
yang meniup kencang,
biar tenang,
jalan cinta,
bila hati merindui sinar pagi...


No comments: